Peneliti: Ir. Willy Kriswardhana, ST., MT.

Yup, pelanggar terbanyak dalam hal kecepatan mengemudi adalah kaum pemuda. Hal ini dilansir dari penelitian Kriswardhana yang berjudul Model Probabilitas Perilaku Speeding dan Keterlibatan Kecelakaan Menggunakan Regresi Logistik Biner di Provinsi Jawa Timur. Pada penelitiannya disebutkan bahwa semakin muda seseorang akan semakin tinggi pula kemungkinannya untuk melanggar batas kecepatan maksimum berkendara. Selain umur seseorang, pengalaman mengemudi nampaknya juga menunjukkan tren yang serupa.

Tahukah anda jika pada tahun 2016 sebanyak 1,35 juta orang telah tewas dijalan? WHO pun memperkirakan bahwa hal tersebut akan meningkat tiga kali lipat pada tahun 2030. Target pencapaian Sustainable Development Goals (SDGs) tahun 2020 mengenai pengurangan 50% jumlah korban kecelakaan lalu lintas juga menjadi cukup sulit. Tingginya tingkat kematian akibat kecelakaan lalu lintas ini sangatlah mengkhawatirkan. Keamanan dalam berkemudipun patut untuk diperketat. Pasalnya, kebutuhan bertansportasi sangatlah penting pada era sekarang ini. Manusia membutuhkan moda transportasi untuk kemudahan pergerakan dan pengiriman barang menuju tempat tertentu. Tanpa adanya transportasi, perkembangan ekonomipun akan menjadi lebih lambat.

Salah satu kutipan pada penelitian Kriswardhana, Lai Carsten dan Tate, menyebutkan bahwa tingginya kecepatan mengemudi menjadi salah satu penyebab terjadinya kecelakaan. Dilain pihak, hal tersebut juga memberikan peningkatan emisi CO2. Namun, kecepatan kendaraan yang tinggi juga memiliki dampak positif seperti mengurangi waktu tempuh menuju tujuan, meningkatkan mobilitas, dan baik untuk kapasitas jalan raya. Dapat diartikan bahwa tingginya kecepatan mengemudi memiliki dampak positif dan negatif dalam kajian tertentu.

Dalam penelitiannya, Kriswardhana ingin mengetahui model probabilitas perilaku ngebut berdasarkan beberapa karakteristik pengemudi dan hubunganya dengan keterlibatan kecelakaan. Hal ini dilakukan untuk menunjang studi tentang pengelolaan perilaku pengendara kendaraan bermotor di negara berkembang seperti Indonesia yang notabenenya masih belum komprehensif. Penelitian yang komprehensif diperlukan untuk mampu menyajikan keterangan secara luas dan lengkap sehingga melahirkan wawasan yang lebih daripada kondisi sebelumnya. Metode Regresi Logistik digunakan dalam penelitiannya. Metode ini digunakan sebagai prediksi probabilitas suatu peristiwa yang memiliki fungsi data logaritmik. Regresi logistik akan menghasilkan rasio peluang yang terkait dengan nilai variabel prediktor. Selain itu, uji goodness of fit dilakukan dengan menggunakan uji statistik Hosmer-Lemeshow (H-L Test) untuk mempelajari kesesuaian model regresi logistik. Persiapan variabel penelitian dilakukan dengan melakukan kuisioner online menggunakan Google Form kepada responden di daerah Jawa Timur oleh pihak Korps Lalu Lintas Kepolisian Negara Republik Indonesia tahun 2019. Pemilihan kecepatan dan pengetahuan batas kecepatan maksimum menjadi variable terikat, sedangkan jenis kelamin, usia, kepemilikan SIM, dan pendidikan terakhir menjadi variable bebasnya. Variabel-variable tersebut dikodekan dengan bantuan program statistik dalam bentuk biner untuk variabel terikat, dan bentuk ordinal untuk variabel bebas. Penggunaan variabel tipe ordinal dilakukan untuk mendeskripsikan tingkat pengetahuan responden mengenai batas kecepatan yang diijinkan pada beberapa tipe ruas jalan.

Dari model yang dihasilkan, seseorang di usia 17 tahun memiliki probabilitas untuk melakukan pelanggaran kecepatan mengemudi sebesar 40%. Sedangkan seseorang di usia 40 tahun memiliki probabilitas 18%. Kecenderungan pemuda dalam melakukan pelanggaran kecepatan mengemudi diperkuat dengan penelitian yang dilakukan Teo dan Gan bahwa memang pembalap muda lebih menyukai kecepatan yang tinggi. Hasil penelitian Kriswardhana juga menunjukkan bahwa pengemudi dengan kategori usia di bawah 17 tahun lebih cenderung terlibat dalam kecelakaan. Selain itu, pengalaman berkendara juga menunjukkan tren serupa, di mana semakin lama pengalaman berkendara, semakin kecil kemungkinan terjadinya kecelakaan.

Mau lebih tau lengkap mengenai penelitiannya? Boleh langsung mengunjungi hasil penelitiannya dibawah ini ya!! Kuy simak!

https://jurnal.unej.ac.id/index.php/KORLANTAS-JIRS/article/view/15048