Universitas Jember telah melaksanakan Work from Home (WFH) sejak tiga bulan yang lalu. Semua dosen, mahasiswa, dan tenaga pendidikan lainnya diminta bekerja dari rumah demi menghindari penyebaran wabah Covid-19 ini. Hingga kini tercatat jumlah pasien positif Covid-19 sejumlah 51.427 orang (26/6). Hal ini membuat segala aktivitas pendidikan yang dilaksanakan secara daring/online diperpanjang kembali hingga pemberitahuan selanjutnya. Bekerja atau belajar di rumah saja memang memiliki dampak positif dan negatif.

Saat mengetahui tentang Work from Home pertama kali, yang terpikir di benak mereka adalah sedih dan bosan tidak bisa bertemu teman tapi juga senang bisa pulang ke kampung halaman dan bertemu dengan orang tua. Tugas yang biasanya dikerjakan secara bersama – sama akhirnya dikerjakan mandiri di rumah masing – masing. Tak sedikit juga yang berpikir bahwa bekerja dari rumah menyebabkan proses belajar mengajar menjadi kurang maksimal, sinyal yang terganggu juga pemborosan kuota internet menjadi hambatan dalam WFH ini.

Work from Home selama lebih dari tiga bulan menyebabkan perubahan – perubahan dalam berbagai aspek seperti menjadi lebih giat beribadah, menjadi lebih bersyukur, menjadi lebih dekat dengan keluarga, dan menjadi pribadi yang lebih sabar. Banyak juga yang mulai memanfaatkan peluang dengan mempelajari tentang bisnis dan mulai berbisnis.

Hal – hal lucu dan menarik selama WFH juga tak bisa dilepaskan. Banyak dari mahasiswa yang sering tertidur saat perkuliahan daring berlangsung, hasilnya mereka jadi lupa mengisi presensi kehadiran dan tertinggal materi yang dijelaskan. Salah satu civitas akademika mengatakan bahwa perkuliahan daring ini seperti radio karena saat proses belajar mengajar hanya dosen yang bersuara sementara mahasiswanya diam semua.

Jika pandemi ini memaksa agar perkuliahan tetap dilaksanakan secara daring, banyak dari mahasiswa yang protes dengan biaya Uang Kuliah Tunggal (UKT) serta borosnya pulsa internet. Tak sedikit juga yang meminta agar sistem perkuliahan diperbaharui dan dibuat tegas demi memperlancar proses belajar mengajar antara mahasiswa dengan dosen.

Pemerintah tentunya tidak tinggal diam mengatasi pandemi ini. Sistem New Normal sudah mulai diterapkan di Jember sehingga masuk fase adaptasi menghadapi New Normal. Selama protokol kesehatan diterapkan dengan tegas, civitas akademika tidak masalah dengan adanya sistem normal baru ini. Walaupun sebagian merasa takut dan khawatir tapi tetap perlu dicoba agar sistem pembelajaran dapat berangsur normal kembali.

Saat pandemi berakhir, keinginan dari civitas akademika ingin segera melangsungkan perkuliahan secara normal sehingga bisa bertemu teman – teman dan bertatap muka saat proses belajar mengajar. Tak sedikit juga yang ingin segera berlibur karena bosan diam di rumah selama pandemi berlangsung.

Masa Work from Home mungkin akan segera berakhir dan berganti menjadi New Normal. Masyarakat termasuk civitas akademika harus mengikuti kebijakan yang berlaku dengan tetap memperhatikan protokol kesehatan yang ada. Jangan lupa jaga kesehatan! Diam di rumah jika tidak ada hal mendesak. Kesehatan itu berharga..