GJCAKYAN, Dudung Logawa, dan Kretek Gantung, tiga nama tim yang berhasil meraih prestasi pada Fondasi Balsa Bridge Competition (FBBC) Fondasi Days 2021 tak lain merupakan tim dari Universitas Jember. Beranggotakan 3 mahasiswa tahun kedua pada masing-masing tim, mereka dengan bangga membawa nama almamater dengan menjadi peraih juara 1, harapan 1 dan harapan 2.
Himpunan Mahasiswa Diploma Sipil Universitas Sebelas Maret menyelenggarakan kompetisi dengan tema Explore Your Creativity and Innovation in Balsa Bridge Competition to Break Your Limit. Dimulai dengan pendaftaran pada tanggal 16 November 2020 hingga 2 Januari 2021, pengumpulan benda uji pada tanggal 1 – 8 Februari, dan dilanjutkan dengan babak final pada 13 Maret lalu.
Tim GJCAKYAN dengan pendampingan dari dosen teknik sipil Ir. Willy Kriswardhana, S.T., M.T. dan Dr. Ir. Krisnamurti, M.T meraih juara pertama dengan nilai akhir sebesar 89,06. Jembatan balsa tim GJCAKYAN memiliki berat sebesar 22,7 gram dengan kemampuan menahan beban hingga 83,57 kg atau 3,681 kali berat jembatan. Selain kekuatan dan efisiensi yang tinggi, tim tetap memperhatikan aspek realistis daripada jembatan balsa tersebut. Tim juga telah melakukan beberapa kali trial sebelum menemukan desain jembatan yang mampu menahan beban cukup besar. Nama GJCAKYAN sendiri merupakan gabungan dari nama bisnis pribadi Gian Ewaldo Madjid, Rindiyana Amavista, dan Dwi Bayu Novianto (anggota tim). Berhasil membagi waktu antara kuliah, kompetisi, organisasi, serta berbisnis, dapat menjadi contoh positif untuk mahasiswa-mahasiswa lain.
“Bangga sekali bisa tetap berkompetisi walau dalam situasi dan kondisi saat ini. Dari perlombaan inilah kami belajar banyak hal, mulai dari kerja sama, bersabar, dan berjuang untuk mendapatkan hasil yang terbaik,” ujar Gian.
Lain halnya dengan Tim Dudung Logawa. Beranggotakan Muhammad Thoriqul Firdausy, Ahmad Imro Hidayat, dan Dita Amuliya Ramadhani, tim ini berhasil meraih harapan 1 dengan desain jembatannya “Dree Bridge” yang bertema ‘Inovasi Jembatan Kokoh dan Efisien’. Tim menyampaikan bahwa ciri Dree Bridge terinspirasi dari jembatan warren truss yang dimodifikasi ulang sehingga menjadi desain yang kokoh.
Desain jembatan menggunakan enam rangka kayu balsa pada struktur batang tekan yang menjepit batang tarik di tengahnya. Meskipun terlihat memakai bahan kayu yang banyak, Dree Bridge tetap memiliki berat yang cukup ringan, yaitu 21,5 gram, dan mampu menahan beban sebesar 73,1 kg. Memiliki nilai efisiensi sebesar 3,4, desain jembatan Dree Tree dapat menjadi inovasi untuk jembatan sederhana.
Tim selanjutnya yang meraih prestasi pada FBBC adalah Tim Kretek Gantung. Devo menyampaikan bahwa FBBC merupakan perlombaan pertama untuk tiga anggota tim yaitu Devo Abiyasa Desshendra, Adi Prasetyo Aji, serta Farid Nuriatun Nisa’. Sempat diwarnai dengan beberapa peristiwa menegangkan seperti kecelakaan yang menimpa Adi, salah satu anggota, ketika final berlangsung, atau ketegangan karena jembatan yang didesain memiliki berat yang paling besar, tim tetap berhasil meraih prestasi harapan 2 dengan nilai akhir sebesar 75,64.
“Jembatan dari Tim Kretek Gantung sendiri mempunyai model pembuatan yang cukup sederhana dibandingkan kompetitor lain dan lebih kokoh, yang terbukti dengan kemampuannya menahan beban seberat 77,89 kg,” ujar Devo, ketua Tim Kretek Gantung.
Ketiga tim berharap untuk terus konsisten berkompetisi dan terus belajar, sehingga dapat memberi kebanggaan bagi diri sendiri, keluarga, dan juga almamater.