Mahasiswa Teknik Sipil Universitas Jember kembali meraih prestasi pada kompetisi tingkat nasional. Pada tanggal hari ini 31 Oktober 2020, Tim Boom Logawa yang beranggotakan Shafannisa Sabila Sulhi, Aditya Syahrul Ramadhan, dan Pandya Arya Wijayanto yang masing-masing berada di tahun kedua perkuliahan, berhasil meraih runner up dalam National Concrete Competition Civil Expo ITS 2020.
Kompetisi yang diadakan oleh Institut Teknologi Sepuluh Nopember ini mengusung tema Sustainable Ultra High Strength Reactive Powder Concrete. Pada tahap awal yang dilaksanakan pada bulan September, dilakukan penyisihan proposal untuh menentukan para finalis. Enam proposal yang terpilih merupakan karya tim dari Institut Teknologi Bandung, Universitas Brawijaya, Universitas Sebelas Maret, Universitas Bina Nusantara, Universitas Muhammadiyah Yogyakarta, dan Universitas Jember tentunya. Pada tahap akhir terdapat sesi presentasi dan tanya jawab, sesi study case melalui linimasa zoom, dan pengumpulan makalah ilmiah hasil diskusi pada study case.
Tim Boom Logawa dengan bimbingan Ketut Aswatama, S.T., M.T (Dosen Teknik Sipil) berhasil merencanakan Ultra High Strength Reactive Powder Concrete dengan inovasi limbah serbuk kaca dan silica fume sebagai bahan pengganti semen. Menurut tim, kunci dari UHSRPC tersebut terletak pada penggunaan serbuk reaktif yang merupakan material pozzolan, faktor air semen yang rendah, pengoptimalan agregat dengan ukuran mikro, serta pengoptimalan gradasi yang tepat dari semua partikel yang terkandung dalam campuran beton untuk menghasilkan densitas atau kepadatan yang maksimal.
“Tim kami menganalisis menggunakan metode LCC (Life Cycle Cost), LCA (Life Cycle Assesment), dan AMDAL (Analisis Mengenai Dampak Lingkungan). Fokus kami dari menggunakan ketiga metode analisis tersebut adalah efektivitas biaya siklus hidup beton, upaya pengurangan emisi CO2, dan pemanfaatan limbah dari industri kaca dalam rangka menghasilkan beton yang berkelanjutan,” ujar Shafannisa.
Tim Boom Logawa menambahkan bahwa dengan kekuatan beton UHSRPC yang tinggi (tim merencanakan kuat tekan beton sebesar 180 MPa), dapat dibuat desain konstruksi beton yang berat dan luas penampang strukturnya lebih kecil, dan juga memungkinkan dicapainya bentang yang lebih lebar dan bertambahnya tinggi bangunan. Tim juga memanfaatkan limbah kaca sebagai substitusi semen dalam rangka mengurangi emisi CO2 yang dihasilkan oleh pembuatan semen. Konstruksi menggunakan beton UHSRPC juga memiliki potensi biaya siklus hidup yang lebih rendah daripada konstruksi menggunakan beton normal dikarenakan durabilitasnya yang lebih tinggi.
“Karena kami memang tertarik mengenai teknologi beton, fokus kami dalam mengikuti perlombaan ini selain ingin memberikan kebanggaan untuk almameter, adalah untuk belajar lebih banyak mengenai teknologi beton. Dengan mengikuti perlombaan ini, kami menjadi lebih sadar akan permasalahan-permasalahan yang berkaitan dengan teknologi beton dan lingkungan, sehingga perlombaan ini dapat menjadi semangat bagi kami untuk terus mengembangkan ilmu dan pengetahuan kami,” tambah Shafannisa.
Tim Boom Logawa berharap bahwa semua mahasiswa bisa memanfaatkan waktu dan kesempatan yang tersedia selama menjadi mahasiswa dengan sebaik mungkin, khususnya untuk mengembangkan diri dan terus bersemangat untuk memberi kebanggaan kepada almamater.